Menilik Makna dari Lirik Lagu “Tolong! Kami Butuh Bantuan!”-nya Rasukma

Nabilla Mauludina
4 min readMar 14, 2022
Gambar dari lagu Tolong! Kami Butuh Bantuan! — Rasukma
Gambar dari lagu Tolong! Kami Butuh Bantuan! — Rasukma

Halo! Sesuai dengan judul story kali ini, aku akan menuangkan hasil penulusuranku terhadap salah satu lagunya Rasukma, lagu yang sering aku dengarkan ketika lagi gabut, kalut, gundah, belajar, atau lagi ngoding (kadang-kadang).

Rasukma — Tolong! Kami Butuh Bantuan!

Mungkin lagu ini banyak yang gak tau dan gak banyak yang dengar juga, tapi lagu ini ada di Spotify dan Youtube. Kenapa aku mau membedah lagu ini, alasannya karena lagu ini enak di dengar, lirik-liriknya tidak to the point, bahasa yang indah dan mirip seperti karya puisi jaman dahulu, pesan yang disampaikan dari lagunya juga tidak seperti kebanyakan karya-karya berupa lagu yang populer di jaman sekarang (umumnya tentang percintaan dan masalah sehari-hari), dan aspek yang paling aku suka dari lagu ini adalah ke-autentik-kan-nya.

Suara penyanyinya yang merdu nan mendayu dayu ditambah dengan alunan suara asli gitar, rasanya saya semacam hidup di era 80–90an (padahal saya lahir tahun 2000an). Sudah lah, cape juga basa basi. Mari kita bedah lirik lagu ini.

Cobalah kenakan kacamataku
Apakah buramku sama dengan burammu?
Kalau pun tak sama tanamkan di kepala
Walau milikmu sempurna bukan berarti ku buta

“Hei kamu! Sini! Coba, gimana rasanya hidup dari sudut pandangku? Jika sudah, bisakah kamu simpulkan? Apakah kepahitan hidupku sama dengan kepahitan hidupmu? Tak sama? Oke, bila tak sama, tolong.. tolong! Hidupmu itu sempurna. Meski hidupmu itu sempurna, bukan berarti hidupku adalah hidup yang paling buruk dari hidupnya orang-orang”. Kira-kira begitulah pesan yang disampaikan 4 baris larik ini.

Tak perlu kau cari ke sana-ke mari
Sebelum menelaah dirimu sendiri
Entah di dalam sukma atau jemari kaki
Yang penting bukalah mata sembari berlari

Menelaah diri sendiri, gak perlu mencari kemana-mana! Cukup lihat diri kita sendiri. Lihatlah dari seluk jiwa (sukma) kita yang terdalam, hingga detail-detail fisik kita (kepala hingga jari kaki). Intinya, gak perlu melihat apa yang ada diluar dari diri kita (eksternal-nya pribadi kita). Selama kita bisa membuka mata dan terus bergerak, melakukan sesuatu yang manfaat dalam hidup, maka kita pasti bisa mengenal siapa diri kita.

Tolong buka mata (tolong jangan terlena)
Tolong bantuku menyongsong waktu (tolong bantuku di jalan berbatu)
Tolong diam! (….)
Namun tolong jangan bersemayam di sana
Tolong senja, tolong sang zebra
Tolong kita, yang tak tahu harus ditolong siapa

Bagian yang paling menonjol dari sebuah lagu adalah bagian reff. Reff pada lagu ini banyak menggunakan kata ‘tolong’. Persis seperti yang dilampirkan pada judul, larik ini menampilkan pesan bahwa seseorang betul-betul sedang butuh bantuan. Kira-kira interpretasinya seperti ini:

“Sadarlah! Buka mata mu! Jangan lalai! Bantu aku melawan waktu yang menghampiriku! Bantu aku menyelesaikan masalah-masalah itu. Tolong, diam. Tapi bukan diam yang seperti itu (tidak bergerak), kamu jangan berisik!. Tolong senja, damaikan aku. Tolong kami yang tak tau siapa dan apa yang harus ditolong!”

Untuk larik “Tolong sang zebra”, aku juga tak begitu paham maksudnya apa. Mungkin kalimat itu ada hanya sebagai sampiran agar memperlengkap liriknya agar sesuai dengan alunan musiknya. Sedangkan larik terakhir, sepertinya menyampaikan pesan bahwa si aku dalam lagu ini sudah betul-betul kalut dengan permasalahan ini dan memang benar-benar membutuhkan bantuan hingga lupa siapa yang pantas ditolong.

Coba jangan menggebu gebu (buaiannya amatlah merdu)
Dunia tak mengitarimu..
Cobalah bercermin di mari (riangmu bukanlah tuntutan)
Tanpa menunda, coba sekarang! --back to reff- -

“Jangan terlalu menggebu-gebu! Memang iya semuanya terasa nyaman, terasa indah, terasa benar. Tapi dunia tak hanya tentang dirimu.”

“Coba kamu bercermin disini! (didepan kaca) Lihat, riangmu bukanlah tekanan untuk orang disekitarmu.” setelah itu, kembali ke reff, seolah olah meminta pertolongan agar ‘si kita’ selalu sadar.

Lalu ada 2 lirik terakhir, lirik ini ada sebagai penutup.

Sekarang lepaslah kacamataku
Bukankah duniamu terasa lebih sempurna

“Sekarang kembali ke sudut pandangmu. Ternyata, hidupmu lebih sempurna bukan?”

Setelah dibedah per bagian-bagian lagu ini, bisa disimpulkan, lagu ini menceritakan tentang seseorang yang berbicara pada dirinya sendiri tentang dirinya sendiri yang selalu merasa ‘kurang’ atau ‘tak cukup’ karena melihat kelebihan orang lain. Orang ini terlalu fokus menilai dirinya sendiri. Padahal, dunia tak hanya tentang dirinya.

Mungkin sudah cukup, tidak ada yang perlu dibedah lagi. Semoga yang belum mendengar lagunya jadi mendengar lagunya, atau yang sudah mendengar tapi tak tau dengan maknanya akhirnya paham dengan pesan dari lagu ini.

Pokoknya, aku benar-benar suka dengan karya Rasukma!! Alunan asli gitar ditambah suara asli vokal yang merdu (tidak banyak edit dan tambahan musik elektronik) membuat lagu ini enak di dengar, plus, kata-kata yang dipilih bak karya puisi indonesia jaman baheula. Kuharap yang membaca story ini juga akan suka dengan lagunya (lucu yah, padahal bukan lagu saya 😅).

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat ya. 😆

--

--

Nabilla Mauludina

Ada banyak hal yang ingin dipelajari, untuk kemaslahatan diri dan orang lain. Hidup terasa sia-sia hanya untuk berdiam diri. Karena itu saya menulis.